Minggu, 13 September 2009

Dewey Decimal Classification (DDC)

"Guru, apa Guru tahu tentang Klasifikasi Desimal Dewey?" Tanyaku.

Ya, sebuah sistem klasifikasi perpustakaan yang diciptakan oleh Melvil Dewey pada tahun 1876.

"Benar Guru. Sewaktu saya di perpustakaan tadi, saya baru sadar, ternyata Kode buku-buku Filsafat (yaitu 100) mendahului kode buku-buku Agama (yaitu 200). Apa guru tahu tentang itu juga?."

"Nak, Dewey membuat sistem klasifikasi buku-buku perpustakaan melalui analogi seorang manusia yang keheranan dan bertanya2 akan dirinya dan lingkungan sekitarnya."

"Coba perhatikan, sejalan ilustrasi tersebut manusia akan lebih dulu bertanya:
"Siapakah aku?" => dijawab oleh Filsafat (100)

baru kemudian,
"Siapakah yang menciptakan aku?" => dijawab oleh Agama (200)

Dari situ barulah muncul pertanyaan2 lain manusia, seperti:
300 - Ilmu Sosial - Siapakah orang lain yang di sana itu?
400 - Bahasa - Bagaimana aku berkomunikasi dengan orang itu?
500 - Ilmu Alam - Bagaimana aku memahami alam semesta?
600 - Teknologi - Bagaimana aku menggunakan benda-benda di sekitar untuk memudahkan kegiatanku?
700 - Seni dan Rekreasi - Bagaimana aku bisa meluangkan waktu untuk diriku sendiri?
800 - Sastra - Bagaimana aku menceritakan kisah-kisah pengalaman hidupku kepada anak-anakku?
900 - Sejarah, Geografi, Biografi - Bagaimana aku menuliskan sejarah manusia itu sendiri?"
 "Berarti Berpikir secara otentik dan otonom melalui filsafat pada hakikatnya mendahului ajaran atau doktrin agama mana pun. Untuk itu, sebaiknya umat beragama tidak hanya ber-agama atau ber-teologi, melainkan pula ber-filsafat. benar seperti itu Guru?"

" Menurutku, bisa dikatakan bahwa filasafat adalah semacam seni bertanya Nak, mempertanyakan segala sesuatu, mencari tahu. sedangkan agama, bagi kebanyakan orang berlaku sebagai rujukan jawaban. meski ada beberapa yang tidak menggunakannya, atau malah berpikir bahwa agama tidak menjawab pertanyaan, tapi membuat anda berhenti untuk bertanya."

"singkat kata, filsafat bertanya, agama menjawab. Tapi apakah pada dasarnya agama memang di nomor duakan Guru? Tanyaku lagi.

"Aku tidak bisa mengatakan Ya. Filasafat itu instrument, filsafat itu netral. interpretasinya sangat bergantung pada apa yang paling mendasari pemikiran sesorang, baik itu agama, sains, atau bahkan filsafati itu sekalipun." Jawab Guru Ukub.

"Ya.., sudah semestinya orang yang beragama belajar berpikir logis, menggunakan akal dan pikiran sehatnya dalam memandang dan memahami segalanya." Sahutku.

"Satu pertanyaan buatmu Nak,Ada sepuluh kelas utama dalam klasifikasi Dewey. Sepuluh kelas Utama itu adalah 000,100,200,300,400,500,60
0,700,800,900."

"tentang Nomor 000 dalam DDC yaitu Komputer, informasi dan referensi umum. Bila Dewey membuat sistem klasifikasi buku-buku perpustakaan ini melalui analogi seorang manusia yang keheranan dan bertanya2 akan dirinya dan lingkungan sekitarnya. Kenapa Nomor 000 diletakkan di atas Filsafat (100) dalam klasifikasi itu?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar