Kamis, 01 Oktober 2009

Pencari Tuhan

Hari ini aku tidak memasak, jadi aku putuskan makan di warung pojok milik Guru Ukub saja, selain murah rasanya juga enak.

tak lama aku duduk dan memesan makanan, datang pemuda sebayaku, memesan makanan kemudian duduk di sebelahku.

"Darimana mas" tanyaku.

"Dari mencari Tuhan" Sahutnya.

Sungguh jawabannya membuat aku terkejut dan keheranan, kami pun berkenalan, lalu berbincang-bincang sambil menunggu pesanan.

Pemuda itu bernama Laka, dia menceritakan perjalanannya mencari Tuhan.

"Sudah ketemu jawaban pencarianmu ?" Tanyaku.

"Aku menyimpulkan bukan Tuhan yang menciptakan Manusia Kawan. Tapi Manusialah yang menciptakan Tuhan. Aku sudah mendatangi berbagai Tokoh ahli Kitab suci, semua Jawaban yang mereka berikan hampir sama."

"Apa jawaban mereka" Tanyaku.

"Mereka menjelaskan dengan dasar dari kitab-kitab suci dan sitiran kata-kata Nabi-Nabi. Kemudian menambahnya dengan tafsiran-tafsiran mereka. Kajian-kajiannya. Kesimpulan-kesimpulannya. Ketika aku melihatnya secara keseluruhan, maka aku mengerti bahwa mereka menciptakan Tuhan mereka sendiri."

"Mereka rancang Tuhan dari analisis. Tuhan yang lahir dari olah pikir mereka. Sesungguhnya jutaan orang lain bisa memiliki olah pikir yang berbeda. Dan dengan begitu, terciptalah jutaan Tuhan di kepala setiap orang masing-masing."

"Hanya sampai situ pencarianmu?" Tanyaku lagi.

"Tidak hanya itu, aku juga terus menerus bertanya pada berbagai macam jenis orang. Dari jawaban mereka yang berbeda-beda, aku makin beriman pada konsep Tuhan yang diciptakan. Bagaimana mungkin setiap orang memiliki perbedaan uraian bila tidak karena mereka merancang dan mengkonstruksi uraian-uraian tersebut."

"Terakhir tadi, aku bertemu Anak kecil. Aku tanya tentang Tuhan, Anak kecil itu bahkan tidak mengenal Tuhan. Aku menyimpulkan bahwa anak itu belum menciptakan Tuhan. Dan Aku semakin yakin bahwa Tuhan memang ada karena diciptakan."

"Kesimpulanku, Tuhan memang dirancang oleh pikiran-pikiran."

Tercengang Keheranan aku mendengar dia bercerita. Tanpa aku sadari  Guru Ukub sudah datang, membawa makanan yang kami pesan.

""Apakah engkau benar-benar mempercayai kesimpulanmu, wahai pencari?"  Tanya Guru Ukub sambil meghidangkan makanan di meja kami.

Guru Ukub ternyata juga mendengar cerita perjalanan Laka.

"Perkenalkan saya Ukub" sapa Guru Ukub.

"Kami disini biasa memanggil Guru Ukub" Sahutku.

"Saya Laka."

"Makanlah dulu Nak, nanti selesai makan kita lanjutkan.

-----------------------------------------------------------------
Setelah makan kami selesai, Guru ukub menghampiri dan duduk disebelah Laka.

"Jadi bagaimana, Apakah kamu benar-benar percaya kesimpulanmu Nak? Tanya Guru Ukub pada Laka.

"Bagaimana aku dapat mengelak dari segala pengalaman itu? Mereka begitu jelas memberiku keterangan."

"Nak, Apakah engkau sungguh tidak memiliki lagi perasaan rindu pada Tuhan yang tidak diciptakan tapi ada dengan sendirinya?"

Laka terdiam sejenak. Mencari sesuatu yang hilang namun baru disadarinya.

"Nak, Berhentilah mencari untuk mendapatkan sesuatu. Mencarilah untuk mengenyahkan segala yang engkau miliki. Maka engkau akan menemukan Tuhan yang sejati. Tuhan yang menciptakan, bukan diciptakan."

"Apa maksud anda?" tanya Laka.

"Bukankah selama ini engkau mencari jawaban? Berjalan ke sana kemari untuk mendapatkannya? Apa yang engkau dapat?"

"Bahwa tuhan itu diciptakan."Sahut Laka.

"Demikianlah kemalangan yang diperoleh dari mereka Nak, yang menginginkan sesuatu dalam pencariannya. Sesungguhnya Tuhan sejati tidak bisa engkau temui dengan cara seperti itu. Pencerahan ilmu bukan jalan untuk itu. Pencerahan diri pun bukan sarana menemukan Tuhan sejati. Engkau harus buang semua yang kau miliki termasuk semua yang kau peluk erat dalam hati dan akalmu."

"Bagaimana mungkin? Aku tidak bisa melupakan pengalaman-pengalamanku. Aku tidak bisa mengenyahkan pengetahuan-pengetahuan yang kuraih selama perjalananku." Sahut Laka lagi

"Nak, Oleh karenanya kau tidak akan pernah menemukan Tuhan yang kau rindukan. Kau akan selamanya terjebak pada tuhan-tuhan yang diciptakan orang ketika mereka seolah menemukan tuhan sejati."

"Coba anda ajari saya lebih lanjut.Ceritakan padaku tentang apa itu Tuhan sejati." pinta Laka.

"Nak, Tuhan sejati tidak bisa diceritakan. Ia tidak hadir oleh karena kata-kata. Buang semua yang kau punya. Maka ketika hatimu kosong dari segala sesuatu, Tuhan sejati dengan mudah akan menjamahmu. Jangan kau ceritakan apa rasanya dan apa yang kau alami, jangan pula engkau jelaskan apa-apa pada orang lain."

Laka terdiam menatap Guru Ukub.

"Sesungguhnya penjelasanmu, bukanlah Tuhanmu. Pahami itu." Tambah Guru Ukub.