Senin, 31 Agustus 2009

I L M U

 “Begini Guru, tadi aku membaca sebuah kisah, Abdul Malik ibn A’yan namanya. Dia sangat pintar astrologi dan meyakini pengaruh – pengaruhnya. Dia mengumpulkan buku di bidang ilmu tersebut dan setiap kali hendak melakukan suatu pekerjaan penting, dia menelaah buku – buku itu dan melihat bintang sebelum mengambil keputusan. Makin lama ia makin terbiasa, tapi tumbuh rasa ragu – ragu yang sangat dalam karena kebiasaanya. Semakin hari semakin menjadi – jadi, dia merasa hidupnya akan hancur, namun tidak mampu menghindar. Bahkan selalu iri dan benci kepada perbuatan orang banyak, seperti bertawakal kepada Allah dalam seluruh perbuatan”.

“Dalam kebingungan dia datang menjumpai Ash-Shadiq r.a., dia berkata: Aku telah dibingungkan dengan ilmu ini”. Imam Ash-Shadiq bertanya: “ apakah engkau meyakini semua itu dan mengamalkannya?”. “Ya", Jawab Abdul Malik. “Aku perintahkan, buang ilmu itu dan bakar buku – buku mu.” Abdul Malik membakar buku – bukunya dan ia menjadi tentram.”

“Hanya sampai disitu kisahnya Guru, kenapa jadi seperti itu, bukankah kita diharuskan menuntut ilmu?, lalu kenapa harus dibakar semua buku itu?” tanyaku.

“Begini Anakku, ilmu pengetahuan seperti laksana hamparan laut yang luas dan dalam, seolah tak bertepi dan tanpa batas akhir. Hanya Allah yang tahu batas – batas nya. Ilmu pengetahuan memang akan membentuk manusia menjadi berkualitas. Ilmu akan menjadi jalan berkah, baik untuk dirinya sendiri maupan lingkungan sekitarnya. Lebih dari itu, ilmu pengetahuan adalah sarana untuk menggapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.”

“Tetapi kemanfaatan ilmu itu akan menjadi kecil bila ternyata tidak membuat pemiliknya semakin merasakan kedekatan dengan Dzat yang Mahapemberi ilmu, Allah SWT. Dengan ilmu astrologinya mungkin meningkat derajat kemuliaannya dimata manusia, tapi belum tentu meningkat pula kemuliaannya dihadapan Allah SWT. Bergunanya ilmu itu untuk mendekatkan kita pada Allah SWT dan menjauhkannya dari kesombongan.”

Ada suatu tempat dimana semuanya tidak dapat dipertanyakan lagi, tempat dimana kita sudah mencapai titik batasnya dan jika semakin dipertanyakan maka hanya akan berputar-putar dalam kebodohan kita sendiri. Sesungguhnya Allah itu bersemayam di Ara’sy dan semuanya sudah menjadi rahasianya. Tidak dapat mengkaji-kajinya dan jika dilakukan maka kita akan terperangkap dalam kebingungan sendiri dan mampu membuat iman menjadi lemah, jadi hiduplah sebagaimana sewajarnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar