Sabtu, 28 November 2009

Truk Terjepit

Sampai di Warung, Guru Ukub segera membuat Esteh Jumbo dan meminumnya sampai habis langsung.

"Wah, Haus sekali ya Guru Ukub?" tanyaku.

"Eh, kamu Nak, maaf aku tadi tidak melihatmu". jawabnya, dan duduk disebelahku.

"Iya, diluar panas sekali, didalam angkot pun tadi gerah sekali rasany.Ditambah jalan yang sangat macet."

"Persis didepan angkot yang aku naiki, saat melewati jalan dibawah rel kereta api tadi sebuah truk besar terjepit diantara jalan dan balok penyangga diatasnya."

"Lalu, kenapa Guru tidak turun saja dan mencari angkot lainnya yang didepan peristiwa itu." Tanyaku.

"Aku dan penumpang lainnya memang turun, sebagian ada yang mencari angkot lain seperti katamu. Sebagian lagi, termasuk aku penasaran ingin melihat cara para ahli untuk membebaskan Truk terjepit itu.

"Lalu, apa truk itu akhirnya dapat keluar dari sana Guru?"

"Berulang kali para ahli mencoba membebaskannya, tapi belum berhasil. Itulah sehingga lalu lintas jalan sama sekali macet. Selain itu aku melihat penjual koran yang berulang kali mencoba menarik perhatian mandor yang bekerja di situ, tapi selalu dikesampingkannya."

Akhirnya Mandor membeli Korannya lalu dengan agak gusar mengatakan;
"Aku sudah membeli koranmu, sekarang pergilah. jangan ganggu pekerjaan kami!!"

Penjual koran itu mengucapkan terima kasih pada Mandor para pekerja itu dan berkata;
"Coba Kempeskan Sedikit Ban Truk itu Pak"

"Aku sendiri bahkan tidak terpikirkan cara itu, Hasilnya truk yang terjepit dapat keluar Nak" kata Guru Ukub menggelengkan kepala.

"Bagus sekali, cara yang disarankan penjual koran itu" Sahutku.

"Yang aku ambil dibalik peristiwa itu, dalam pikiran awam terdapat banyak kemungkinan. Tapi dalam pikiran ahli hanya ada beberapa saja." Tambahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar